KARAWANG, Pantaunews.id - Di Desa Waringin Karya, kehadiran para penjarah kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) mengundang keramaian tak terduga, 11 April 2024.
Lebih dari sekadar penjarahan, kegiatan ini telah berubah menjadi peluang ekonomi bagi banyak warga, termasuk anak-anak, pedagang, dan pemuda yang mengelola parkiran.
Momen ini terutama terjadi sehari setelah Idul Fitri, di mana warga lokal terutama anak anak menemukan cara untuk mengais rezeki musiman dari situasi yang tidak biasa ini.
Seorang anak perempuan, Ica, menjadi contoh nyata dari fenomena unik ini. Dengan semangat, dia berbagi cerita suksesnya dalam mengumpulkan uang hasil taur atau hasil bagi dari penjarahan, yang memungkinkannya menghasilkan lebih dari Rp 50.000. "Alhamdulillah," katanya,
Ica mengungkapkan rasa syukurnya atas rezeki yang datang dari kegiatan yang tidak terduga tersebut.
"Hari pertama mendapatkan 40.000 dan hari ini mendapat lebih dari 50.000," ungkap Ica.
Pendapatannya dari dua hari berturut-turut, yang totalnya mencapai Rp 90.000, direncanakan untuk keperluan pribadi dan bersenang-senang.
Peristiwa di TPU Desa Waringin Karya menggambarkan fenomena sosial yang kompleks, di mana tradisi, kebutuhan ekonomi, dan perayaan keagamaan berbaur menjadi satu. (Sb/Joe)
0 Komentar